Tipu Muslihat dalam Islam

 

 

Etimologi kata Makara……………………………..1

Tafsiran Sura 3:54. 2

Konteks dari Sura 3:54. 2

Penerapan umat Muslim tentang Sura 3:54. 2

Muhammad Menyokong Kebohongan dalam Hadits……………3

Umat Muslim Dapat  “Menunda segala kewajiban”……4

Allah Memperdaya orang Yahudi, dan TipuanNya pada orang Kristen telah berlangsung sejak dahulu   4

Allah “Penyebab dari Kekeliruan”. 5

Tapi Apakah yang Dikatakan Alkitab?. 5

Allah Bahkan Menipu Umat Muslim.. 6

Jangan Mengikuti Bagian yang Salah Dari Qur’an. 7

Akankah Allah Menipumu Juga?. 8

Setan Tidak Akan Berkedok Seperti Muhamad – Tapi Mengapa?.....8

Lampiran : Terjemahan Bahasa Inggris dari Sura 3:54……. 9

 

“dan (mereka) memperdaya dan Allah pun memperdaya dan Allah adalah penipu yang terhebat”

Sura 3 : 54

 

Sura 3:54 dalam bahasa Arab: Wa Makaru wa makara Allah wa Allah Amkaru ul Makireen.

 

Demikianlah kalimat tentang Allah “menjadi penipu yang terhebat” kheir ul makarein, juga digunakan untuk menjelaskan tentang Allah dalam Sura 8:30 dan 10:21. Sura 10:21 mengatakan Allah adalah yang tercepat dalam perencanaan atau penipuan.

 

Referensi lain tentang penipuan/persekongkolan, perbuatan kotor Allah ada dalam Sura 7:99; 27:50; 13:42; 14:46; 43:79; 86:15f; 7:100; 4:142

 

Sebelumnya dalam terjemahan bahasa Inggris tentang Qur’an secara khusus mempunyai bahasa yang lebih halus, seperti yang ada dalam Lampiran yang saya tunjukkan. Maka dalam ayat-ayat ini, khususnya bagaimana seharusnya kata ini diterjemahkan secara teliti, dan umumnya apakah peran dari penipuan dalam Islam?

 

Etimologi kata Makara

 

Sura 3:54 mengatakan bahwa Allah itu Makara, dalam bahasa Arab berarti Allah melakukan penipuan, mempunyai rencana atau mempunyai maksud. Dalam Alkitab bahasa Arab yaitu dalam Kejadian 3:1 menggunakan kata yang sama untuk Setan. Namun, terjemahan bahasa Arab oleh Van Dyck menggunakan asal kata hayala

 

Kata “pengatur siasat” ini (maakir) adalah sebuah kata yang sangat kuat yang Wehr dan Abdel-Nour mendefinisikan sebagai “pintar, licik, cerdik” Munjid bahasa Arab mendifinisikannya dengan khada yang tepatnya mempunyai arti yang sama (oleh Bill Campbell dalam bukunya The Qur'an and the Bible in the Light of History and Science hal.217-218).

 

Tafsiran Sura 3:54

 

Seseorang yang merupakan seorang makir (sama dengan kafir) berbicara tentang sifat seseorang yang hendak memperdayakan orang lain untuk membahayakannya. Hal ini menyatakan tentang seseorang yang akan melakukan hal yang berlawanan dari yang ia rencanakan. Pada kenyataannya orang ini melakukan rencana jahat untuk orang lain. jadi, memang benar ada pemikiran tentang sebuah perencanaan dan maksud tertentu tapi lebih sering hal ini disebut sebagai tipu muslihat, memperdaya, dan menipu dengan tujuan untuk menguasai dan mengalahkan orang lain. Seorang makir adalah seseorang yang memikirkan suatu maksud rahasia untuk melawan orang lain. Persamaan katanya yaitu dengan kata mencontek, menipu, penyimpangan ganda, tipu muslihat, secara keseluruhan makara memiliki pemikiran untuk mengalahkan seseorang yang sudah anda tipu.

 

 Konteks dari Sura 3:54

 

Konteks dari cerita ini sangatlah penting. Sura 3 dianggap menjadi percakapan Muhammad yang terhebat dengan umat Kristen. Al-Tabari mengatakan disini bahwa kebohongan Allah terjadi di saat dimana bangsa Yahudi ingin membunuh Isa anak dari Maria. Supaya tidak dibunuh, Allah menempatkan rupa wajah Yesus pada orang lain, untuk disalibkan sebagai pengganti Yesus. Hal ini adalah bagaimana Allah menipu banyak orang, bahkan Yesus pun ditipu.

 

Secara mencolok ketika melihat pada penyaliban, yang mana adalah bagian terpenting dari pengajaran Alkitab, Allah disebut kheir ul makarein seorang penipu yang terhebat, yang berarti bahwa Ia merupakan orang yang cerdik dan berkemampuan. Seseorang ingin menyembunyikan bahwa dia kalah dalam peperangan pada kayu salib!Disini sifat kesejatian Allah adalah nyata!

 

Penerapan Umat Muslim tentang Sura 3:54

 

Selama masa perang Teluk kedua, seorang mentri penerangan Irak memberikan alasan terhadap kesalahan laporannya mengenai kemenangan Irak, dengan mengutip dari Sura 3:54, yang mengatakan bahwa “Allah adalah seorang penipu terhebat”. Jadi hal ini adalah bagaimana umat Muslim ini menerapkan firman dan ayat tersebut..

 

Sekitar tahun 686 SM, Za’idah bin Qudamah melihat pengaturan siasat penipuan terhadap orang lain dan mengatakan “Tuhan adalah pengatur siasat terhebat” (Sura 3:54) al-Tabari vol.20 hal.188

 

http://www.thereligionofpeace.com/Quran/011-taqiyya.htm mengatakan bahwa pada sebuah pengiriman pesan pada tanggal 9/11 di pesawat 93, para pembajak berkata kepada para penumpang bahwa ada sebuah bom di dalam pesawat, tetapi para penumpang akan selamat jika permintaan mereka dipenuhi. Hal itu tentu saja sebuah kebohongan, tetapi apakah pembajak pada peristiwa 9/11 menjadi orang yang munafik saat itu? Tidak, mereka tidak munafik, karena hadist berkata bahwa mereka dapat melakukan tipu muslihat dalam perang. Tetapi sekali lagi, sampai para pembajak mengambil alih pesawat terbang, baik laki-laki dan para wanita juga anak–anak tidak berpikir bahwa teman-teman penumpang yang lain juga ada di dalam perang tersebut bersama mereka.

 

Sekarang ini para cendikia Muslim tidak mengatakan bahwa umat Muslim dapat berbohong setiap saat mereka inginkan, tetapi justru mereka dapat (boleh) berbohong kepada orang lain yang bukan Muslim untuk tujuan peperangan, keamanan dan kemajuan Islam. Alasan terakhir ini mungkin menjelaskan mengapa beberapa (walaupun bukan mayoritas) orang Muslim yang saya tanyai akan mengatakan hal-hal yang terbalik dari aslinya hanya untuk kemajuan Islam.

 

Di satu pihak, saya telah menerima kutipan berikut ini dari seorang Muslim: “Mengatakan kebohongan pada orang awam supaya ia berubah agama menjadi Islam adalah perbuatan haram (tidak diperbolehkan) dan dihukum oleh Allah, tetapi seorang yang awan awam bertanggung jawab untuk mencari pengetahuan sendiri, sebagaimana Nabi Muhammad juga mengatakan: “Hal ini merupakan perintah bagi semua umat Muslim baik (laki–laki dan perempuan) untuk mencari pengetahuan sebelum menyembah Allah ‘Qurisi Hadist. Tetapi kita dapat mengatakan kebohongan untuk mendamaikan perselisihan atau konflik, hal tersebut karena bermanfaat dan sah menurut hukum. Ini merupakan hasil pembelajaran saya dari berbagai macam sumber.

 

Dilain hal, saya melihat suatu kebohongan yang menyolok yang dikatakan oleh umat Muslim tentang agama Kristen. Tetapi ketika fakta – fakta yang keliru itu ditunjukkan, mereka menyimpan hal–hal yang sama tersebut dalam jaringan situs mereka. Mereka bahkan tidak memperbaiki atau menyebutkan kesalahan mereka atau juga menjelaskan mengapa mereka berpikir hal tersebut bukanlah sebuah kesalahan.

 

Muhamad menyokong kebohongan dalam Hadits

 

Mengatakan pujian yang pura-pura untuk membuat perdamaian diperbolehkan! “Dia yang membuat perdamaian antara orang–orang dengan menciptakan informasi yang baik atau mengatakan hal–hal yang baik, bukanlah seorang pendusta. Bukhari vol.3 buku 49 bag.2 no.857 hal.533.

 

Lihat juga dalam Ibn-i-Majah vol.4 buku 20 bag.5 no.2544 hal.6

 

“Abu Huraira (Allah disukakan olehnya) melaporkan bahwa Utusan Allah (perdamaian dan berkat  dari Allah besertanya) mengatakan, jika seseorang menyembunyikan (dosa-dosa) dari seorang Muslim, Allah akan menyembunyikan (dosa-dosanya) di dunia ini dan  di alam baka. (1)”

 

Catatan kaki (1) oleh seorang penerjemah mengatakan, "Terjemahan lain dari kutipan ini adalah: Jika siapapun memberikan pakaian kepada seorang Muslim untuk menutupi bagian–bagian pribadinya. Hadist no. 2546 mendukung terjemahan ini."

.

“Diceritakan oleh Jabir: Nabi berkata, ‘Siapa yang siap untuk membunuh Ka’b bin Ashraf (contohnya yaitu seorang Yahudi).’ Dijawab oleh Muhammad bin Maslama, ‘Apakah kamu menyetujui saya untuk membunuhnya?’ Nabi menjawabnya dengan tanda setuju. Muhammad bin Maslama berkata, ‘lalu mengijinkan saya untuk mengatakan apa yang saya suka.’ [seperti berbohong]. Nabi menjawabnya ‘saya setuju‘ (seperti halnya saya mengijinkan kamu).’” Bukhari vol.4 buku 52 bag.159 no.271 hal.168. al-Tabari vol.7 hal.95 demikian juga laporannya yang mengatakan “Kita sebaiknya harus berkata bohong.” Dan Muhammad mengatakan kepadanya “Katakan apa yang kamu suka .”

 

Bukhari vol.3 buku 45 bag.3 no.687 hal.415 “Diceritakan oleh Jabir bin ‘Abdullah, Rasul Allah berkata, ‘Siapa yang akan membunuh Ka’b bin Al-Ashraf seperti kejahatan yang dilakukan Allah dan rasulNya? Muhammad bin Maslama (keluar dan) berkata, ‘Aku akan membunuhnya.’ Jadi, Muhammad bin Maslama pergi kepada Ka’b dan berkata, ‘Aku akan meminjam salah satu atau dua  genggam padi-padian.’” Setelah melakukan tawar-menawar atas apa yang sudah digadaikan, mereka setuju bahwa Muhammad bin Maslama akan menggadaikan senjata-senjatanya. Lalu dia berjanji kepadanya bahwa dia akan datang dengan senjatanya pada hari berikutnya.” Kemudian dia kembali, ketika Ka’b bin Al-Ashraf mengharapkannya untuk datang secara damai, dan Muhammad bin Maslama dengan tipu daya membunuhnya.

 

Berikut ini juga mendiskusikan tentang pembunuhan Ka’b bin Al-Ashraf, dan semua cerita mereka yang sama. Bukhari vol.5 buku 59 bag.14 no.369 hal.248; Sahih Muslim vol.3 buku 17 bag.744 no.4436 hal.990-991; Abu Dawud vol.2 buku 9 bag.1015 no.2762 hal.775; Abu Dawud vol.2 buku 13 bag.1110 no.2994 hal.850. al-Tabari vol.9 hal.121 mengatakan kejadian ini terjadi antara  peperangan Badar dan Uhud.

 

Perang adalah tipu muslihat. Ibn-i-Majah vol.4 buku 24 (Jihad) bag.27 no.2833 hal.181. Perang adalah penipuan menurut Bukhari vol.4 buku 52 bag.157 no.268,269 hal.167. Permasalahan dengan menyatakan hal ini dalam Ka’b bin Al-Ashraf adalah bahwa Ka’b tidak berpikir Muhammad bin Maslama sedang berperang dengannya. Demikian juga jika seorang Muslim memutuskan bahwa dia  sedang “dalam peperangan” dengan anda (seorang kafir), dia dapat dengan lancer berdusta  kepada anda saat anda berpikir dia adalah teman anda dan dia datang untuk meminjam sesuatu dari anda.  

 

 

Umat Muslim dapat “Menunda Segala Kewajiban”

 

Bukhari vol.7 buku 67 bag.26 hal.309, Muhammad berkata, “Dengan Allah, dan kehendak Allah, Jika aku bersumpah dan kemudian menemukan sesuatu yang lebih baik dari pada hal sebelumnya, maka Aku melakukan yang lebih baik dan menebus sumpahku.”

 

Sura 9:3 Allah dan utusanNya menunda segala kewajiban terhadap para penyembah berhala.

 

Sura 66:2a mengatakan “Allah sudah mentakdirkan untukmu, penebusan dari sumpahmu.”

 

Allah memperdaya orang Yahudi, dan TipuanNya pada orang Kristen telah Berlangsung Sejak Dahulu

 

Ketika Allah dikatakan hanya menampilkan kematian Yesus pada kayu salib, yang menipu orang Yahudi dimana berpikir bahwa mereka sudah menyalibkannya. Sekarang jika Allah memang telah membuat tipuan tentang “pahlawan pengganti yang hebat” ini, anda seharusnya setuju bahwa pengaruh dari ini tidak hanya menipu bangsa Romawi, bangsa Yahudi tapi juga para pengikut Yesus.

 

www.MuslimHope.com/WhatEarlyChristiansTaught.htm memberikan informasi hampir sekitar 80 penulis, sebelum adanya dewan Nisen pada tahun 325 SM, yang mengajarkan, tentang banyak kasus mengenai tujuan kematian, dan kepercayaan bahwa Yesus mati di kayu salib dan bangkit dari kematian.

 

Allah “Penyebab dari Kekeliruan”

 

Sura 40:32-33: “Hai umatKu! Aku takut suatu hari dimana akan ada ratapan satu sama lain. Tidak seorangpun yang membela kamu untuk melawan Allah. Siapapun yang Allah telah sebabkan kekeliruan, tidak ada petunjuknya. Itulah bagaimana Allah memimpin orang yang suka meragui dan kesasar”

 

Ayat-ayat ini mengatakan bahwa Allah memimpin orang yang peragu ini. Konteksnya disini adalah mengenai akan pergi ke Surga atau Neraka. Maka jika seseorang ke neraka karena percaya pada dewa-dewa maka Allah

a) Marah pada mereka karena mereka tidak mempercayai apa yang seharusnya mereka percayai.

b) Bahagia bahwa mereka mempercayai apa yang mereka seharusnya percayai, karena Allah memimpin mereka untuk mempercayai itu.

Jika seorang muslim menjawab poin “a” (sebagaimana yang mereka iniginkan), kemudian mengapa Allah marah pada orang-orang yang mengikuti kemanapun Dia menuntun mereka?

 

 

Tapi apakah yang dikatakan Alkitab?

 

Tak ada satupun dalam Alkitab bahwa Allah berbohong, menipu, atau menciptakan sebuah kesesatan, walaupun Allah dapat mengirimkan kesesatan dan mengeraskan hati. Ketika dalam Alkitab Allah mengeraskan hati Firaun, Firaun sebelumnya memang sudah mnegeraskan hatinya juga. Seperti halnya orang-orang saat ini yang memilih untuk mengeraskan hati mereka untuk melawan Allah, satu konsekuensinya yaitu Tuhan nantinya akan mengeraskan hati mereka juga. Bagi siapapun yang memilih untuk merubah kebenaran Allah untuk sebuah kebohongan, dalam Roma 1:25-31, Allah memberikan pada mereka keinginan yang kotor. Dalam 2 Tesalonika 2:10-11 Bagi mereka yang tidak menerima kasih kebenaran, Allah akan mengirimkan mereka kesesatan yang lebih kuat. Jadi Allah tidak menciptakan kesesatan, tapi Dia dengan sengaja mengirimkannya pada jalan mereka. Anda dapat membaca secara detail bagian ini dalam 1 Raja-Raja 22:19-23.

 

Bagi umat Muslim pasti juga ada kesamaan konsep yang mengijinkan orang yang tidak percaya berada dalam kebohongan, atau membiarkan orang-orang yang tidak percaya berada dalam kesesatan lebih jauh lagi. Sura 5:41 mengatakan “Jika banyak cobaan dari seseorang [seperti tidak percaya] merupakan yang diharapkan oleh Allah, Dia tidak memiliki kewenangan sedikitpun untuknya melawan Allah. Demikianlah itu bukan keinginan Allah untuk menyucikan hati mereka.

 

Sura 74:31 “…Demikian Allah meninggalkan kesesatan yang Dia sukakan dan menuntun yang Dia sukakan, dan tidak ada seorangpun mengetahui kekuatan dari Allahmu”

 

Namun menurut Islam Allah bahkan telah menipu para pengikutnya pada zaman Yesus hidup. Pada bagian berikutnya, Allah secara pribadi menipu bahkan umat Islam juga.         

 

Dibawah ini adalah bagaimana Tuhan dan Setan  menangangi kebohongan dalam Alkitab

Tuhan

Setan

Tidak pernah berbohong (Bilangan 23:19; 1 Samuel 15:29)

Berbohong dari awal(Kejadian 3:4)

Tidak mungkin Allah berbohong(Ibrani 6:18)

Bapak Kebohongan (Jn 8:44)

Tidak menggoda (Yakobus 1:13)

Menggoda (Mt 4:1-10)

Adalah Terang (Yohanes 1:8; 1 Yohanes 1:5)

Menjelmakan dirinya menajdi malaikat terang (2 Korintus 11:14)

Malaikat – malaikat adalah pelayannya(Ibrani 1:5)

Pelayan-pelayan menyamarkan diri sebagai pelayan kebenaran (2 Korintus 11:15)

 

Alkitab memperingatkan kita untuk tidak mempercayai setiap roh tetapi menguji roh-roh (1 Yohanes 4:1) dan waspada terhadap nabi – nabi palsu (Matius 7:15).

 

Jadi bagaimana seseorang dapat mengatakan jika mereka keliru mengikuti suatu roh yang telah berbohong?  

 

Allah Bahkan Menipu Umat Muslim

 

“...dan kemudian hanya bangsa ini (yaitu Muslim) yang akan tersisa termasuk didalamnya orang-orang munafik. Allah akan datang pada mereka dalam bentuk lain dari yang mereka kenal dan akan mengatakan, ’Aku adalah Tuhanmu’ dan mereka akan mengatakan ’Kami mencari tempat perlindungan dengan Allah dari kamu. Ini adalah tempat kami (kami tidak akan mengikutimu) sampai Tuhan kami datang kepada kami, dan saat Tuhan kami datang kepada kami, kami akan mengenaliNya. Kemudian Allah akan datang kepada mereka dalam sebuah bentuk yang mereka kenal dan akan mengatakan ‘Aku adalah Tuhanmu’. Merekapun (tanpa ragu) mengatakan Kau adalah Tuhan kami, dan mereka akan mengikutiNya.” Bukhari vol.8 buku 76 bag..52 no.577 hal.375. Lihat juga Sahih Muslim vol.1 buku 1 bag.81 no.349 hal.115.

 

Sekarang ini seorang Muslim menunjukkan pada saya bahwa kata “menipu” tidak ada dalam kutipan, Allah tidak berbicara dengan bohong dan hal ini terjadi di Surga, bukan di bumi. Namun, ini tidak dibutuhkan kata “menipu” yang digunakan untuk menipu manusia, seperti ketika Allah menirukan seseorang yang bukan Allah. Bagi mereka yang percaya firman Allah ketika Allah memilih untuk berada dalam sesuatu kesalahan akan pergi ke neraka. Jika ini bukanlag penipuan, maka apakah ini? Kita dapat menyetujui bahwa hadist ini mengajarkan bahwa di masa depan Allah akan secara sengaja menampakkan diri yang salah pada umat Islam dalam sebuah “bentuk lain yang mereka tidak kenal”.

 

Seperti apakah bentuk Allah? Saya tidak pernah mendengar seorang Muslim mengatakannya, sampai ketika seorang Muslim bercerita pada saya Allah mungkin mempunyai bentuk seperti  manusia. Inilah yang Bukhari vol.9 buku 93 bag.24 no.532b hal.396 ceritakan pada kita. “Ketika hanya ada sisa orang yang sejak dulu menyembah Allah (sendirian), baik seseorang yang penurut dan pengacau, [dan mereka berkata] dan sekarang kami menunggu Tuhan kami. Kemudian Tuhan yang Maha Kuasa akan datang kepada mereka dalam bentuk yang lain berbeda dari yang pertama mereka lihat, dan Ia berkata ‘Akulah Tuhanmu’ dan mereka ‘Kau bukanlah Tuhan kami’. Dan tak satupun dari mereka berbicara padaNya kecuali pada Nabi, dan akan dikatakannya pada mereka, ‘apakah kamu tahu banyak tanda yang untuk dapat kamu mengenalNya?’ mereka akan mengatakan, ‘tulang keringnya’ dan maka Allah akan membuka tulang keringNya kemudian setiap orang yang percaya akan lemah dihadapanNya dan akan tersisa mereka yang dulunya lemah dihadapanNya untuk menunjukkan pada yang lain dan untuk mendapatkan nama yang baik. Orang-orang iniakan mencoba untuk lemah tetapi punggung mereka akan kaku seperti sebuah papan kayu (dan mereka susah untuk melemahkan diri mereka). Lalu jembatan itu akan dibentangkan tepat dengan Neraka,…”

 

Jadi, meskipun apa yang mungkin dikatakan umat Muslim saat ini, Bukhari mengatakan bahwa Allah akan memiliki bentuk fisik yang sejati di Surga, dan Allah sendiri juga akan menampakkan pada orang Muslim dalam bentuk yang salah, sebagai rupa sebuah godaan pada mereka.

 

Perbedaan yang kontras, dalam Yakobus 1:13, mengatakan, “Ketika mengalami pencobaan, tak seorangpun seharusnya berkata, ‘Tuhan yang mencobaiku’. Dimana Tuhan tidak dapat dicobai oleh iblis, maka Dia tidak dapat mencobai manusia juga.”

 

Jangan Mengikuti Bagian Yang Salah Dari Al’Quran

 

Bukhari vol.6 buku 60 bag.9 no 8 hal.10 “’Umar mengatakan, ‘pembaca Qur’an terbaik kami adalah Ubai dan hakim terbaik kami adalah Ali, dan meskipun dalam hal ini, kami melupakan beberapa pernyataan  dari Ubai karena Ubai mengatakan ‘Aku tidak melupakan apapun yang aku telah dengar dari Rasul Allah ketika Allah mengatakan, apapun  ayat (Wahyu) yang dituliskan kita batalkan atau kita lupakan dan setelah itu kita berikan yang lebih baik atau yang mirip, untuk Qur’an… (2:106)”

 

Apakah yang kamu pikirkan tentang pembatalan ayat-ayat?

 a) Ayat-ayat masih ada dalam Alqur’an, tetapi umat Muslim tidak diharuskan untuk mengikutinya?

 b)Ayat-ayat yang dulu [dimana beberapa kata tidak dapat dirubah] dalam Qur’an, tetapi sudah lama hilang?

 c) Kita tidak dapat menemukan beberapa contoh dari keduanya.

 

Hal ini memberitahukan bahwa Hadist Islam menunjukkan pada kita kalau pilihan c) adalah jawaban yang benar

 

Contoh dari pilihan a) yaitu Sura 73:2-3 dibatalkan dengan 73:20. Abu Dawud vol.1 buku 2 bag.457 no.1299 hal.343

 

Sebagai contoh tradisi yang dicabut yaitu Mu’tah (menikah sementara) dalam waktu yang singkat seperti sehari atau seminggu, diijinkan oleh Muhammad, tetapi menurut Kaum Sunni, kemudian tradisi itu dicabut juga. Namun, kaum Syiah percaya bahwa tradisi itu tidak dicabut.

 

Contoh dari pilihan b) “diceritakan oleh Anas bin Malik: ...Disana dinyatakan tentang mereka yang dibunuh di Bi’r-Ma’una sebuah ayat Qur’an yang dulunya kita ceritakan, tetapi kemudian ayat itu disembunyikan. Ayat itu berbunyi: kabarkanlah pada umat bahwa kita telah bertemu dengan Tuhan kita. Ia bersuka cita dengan kita dan Ia telah memberikan sukacitaNya pada kita.” Bukhari vol.4 buku 52 bag. 19 no.69 hal.53. Perkataan ini tidak ada lagi dalam Qur’an yang ada saat ini.

 

Saya berharap tidak seorangpun mencoba untuk menipu anda kedalam pemikiran bahwa Qur’an tidak pernah dirubah, atau segala sesuatu yang ada dalamnya harus diikuti. The Fihrist hal.81-82 mengurutkan ada 18 buku tentang Penghapusan dan dihapuskannya ayat dalam Qur’an. Diantara para cendikia Muslim, penerjemah dalam Bukhari vol.6 catatan kaki 1 hal.506 menyebutkan sebuah kata khusus untuk ayat Qur’an yang tidak dihapuskan: muhkam, walaupun beberapa sumber lain menyebutnya mohkam.

 

Akankah Allah Menipumu juga?

 

Seseorang dari Islam menjawab: Kamu lebih baik tidak bertanya banyak pertanyaan.

 

Bukhari vol.2 buku 24 bag.52 no.555 hal.323 “Aku mendengar Nabi berkata, ‘Allah membenci tiga hal daripadamu: - … Dan bertanya terlalu banyak pertanyaan…”

 

Sura 5:101“Umat yang percaya! Janganlah menanyakan pertanyaan, sebab jika itu jelas dan dinyatakan padamu akan menyebabkan sakit padamu, dan membuatmu dalam kesusahan.”

 

Sura 5:102 “Beberapa orang sebelum kamu menanyakan pertanyaan serupa, dan karena hal itu mereka kehilangan kepercayaan mereka dan menjadi orang yang tidak percaya.”

 

Setan Tidak Akan Berkedok Seperti Muhamad – Tapi Mengapa?

 

Jadi walaupun Allah dapat datang dalam bentuk yang menipu, dan umat Muslim ghulat mungkin tertipu dengan menyembah Allah yang salah, berpikir bahwa Ali dan Muhammad merupakan titisan Allah dan bagian dari Allah, sebuah hadist mengatakan Setan tidak dapat menirukan Muhamad.

 

“...dan siapapun yang melihatku (Muhamad] dalam mimpinya, dia benar-benar melihatku, karena Setan tidak dapat menirukanku (muncul dalam bentuk tubuhku). Dan siapapun yang dengan sengaja menganggap dengan salah sesuatu yang daripadaku, dia sesungguhnya akan mendapatkan tempat di Api Neraka.” Bukhari vol.8 buku 73 bag.109 no.217 hal.139-140. (juga Sahih Muslim vol.4 buku 27 bag.948 no.5635-5639 hal.1225-1226)

 

Seseorang menjawab yang mana saya tidak pernah mendengar sebelumnya dari seorang Muslim, yaitu mengapa orang Muslim berpikir Tuhan akan memilih untuk muncul dalam bentuk yang menipu. Manusia dapat tertipu dalam menyembah bentuk yang salah dari Tuhan, dimana Setan tidak pernah akan berkedok seperti Muhamad.

 

Untuk menjawab pertanyaan itu untuk saya, atau untuk informasi lebih lanjut kunjungilah www.muslimhope.com.

 

 

Lampiran: Terjemahan Bahasa Inggris dari  Sura 3:54

 

Terjemahan bahasa Inggris tentang Qur’an terlihat seperti ingin menyembunyikan bagian yang memiliki makna yang sebenarnya.

 

Terjemahan Yusuf ‘Ali tentang 3:54 “Dan (orang Kafir) membuat tipu muslihat dan merencanakannya, Dan Allah juga ikut merencanakan, Dan pembuat siasat terbaik adalah Allah”.

 

Terjemahan Arberry tentang Sura 3 antara 45 dan 50: “dan mereka merencanakan, dan Tuhan merencanakan, dan Tuhan adalah perencana terbaik”

Terjemahan dari Malik tentang 3:54:Para Kafir diantara anak-anak Israel mempunyai rencana melawan Isa dan Allah juga merencanakan sebuah rencana untuk mengangkatnya, dan Allah adalah perencana yang terbaik.”

 

Terjemahan J.M. Rodwell tentang Sura 3 antara 40 dan 50: “Dan kaum Yahudi merencanakan sesuatu, dan Tuhan berencana: bagi yang mempunyai rencana atas Tuhan merekalah yang terbaik.”

 

Terjemahan dari Pickthall tentang 3:54: “Dan mereka (orang kafir) bermaksud tidak baik, dan Allah mempunyai rencana yang tidak baik juga (melawan mereka); dan Allah adalah yang terbaik dalam membuat siasat.”

 

(diterjemahkan oleh Maulawi Sher Ali, seorang Ahmadiyah) “Dan mereka merencanakan, dan Allah juga merencanakan; dan Allah adalah yang terbaik sebagai perencana.”

 

Yusef Ali, dalam sebuah Qur’an versinya, mengatakan bahwa makara dapat menjadi “baik atau buruk”, positif atau negatif. (hal.156, catatan kaki 393 pada Sura 3:54)

Dalam Farsi, kata-kata, makr dan makar berasal dari bahasa Arab, dan hal ini selalu berarti negatif.

 

Terjemahan tentang Qur’an diambil dari revisi terjemahan Yusuf Ali.